25 Agustus 2008

Wahai Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia!

Ini merupakan kutipan murni dari tulisan Romi Satria Wahono pada Detikinet.

"Wahai Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia!"
Itulah teriakan para mahasiswa kepada dosennya, yang mungkin nggak pernah tersampaikan, dan saya yakin akan jadi blunder kalau diungkapkan. Kecuali bagi para mahasiswa yang memiliki kebebasan nilai IPK, kebebasan pola pikir, kebebasan penelitian, kebebasan finansial dan kebebasan ketergantungan serta ketaatan kecuali kepada satu yang DI ATAS.

Mahasiswa pedjoeang yang tetap mau mengatakan kebenaran meskipun itu sangat sulit, pahit dan sakit. Tidak saya rekomendasikan, karena ungkapan semacam "Sensei no jugyo wa sonna naiyo deshitara, i-me-ru de okutta hou ga yoi dewanai deshouka?" (kalau isi kuliahnya kayak gitu, lebih baik kalau Anda kirimkan ke saya lewat email saja prof) :), saya jamin akan membuat nilai kita jadi Fuka alias tidak lulus.

Jangan dilakukan, cukup saya yang jadi korban harus mengambil mata kuliah yang sama selama tiga tahun berturut-turut, sampai akhirnya harus puas mendapatkan nilai Ka alias C dari sang Professor. Professorku yang akhirnya jadi sahabatku dan membimbing penelitianku, meskipun tetap tidak bisa menghilangkan cacat nilaiku :D

Mungkin itu salah satu tema diskusi ketika bertemu dengan teman-teman dosen di Puskom UNS Solo. Workshop, meskipun dengan undangan mendadak, tapi bak wangsit yang memberi tanda ke insting saya bahwa acara ini wajib saya datangi. Bukan hanya karena telepon mbak Jatu yang merdu yang meminta saya untuk sekalian mabid sambil ngisi liqo di UNS Solo hehehe, atau karena kesabaran mas Kurnia yang ngejar kereta saya dari Boyolali dengan motor bututnya, dan akhirnya berhasil menjemput saya jam dua pagi di Stasiun Balapan Solo, dan juga bukan karena sodoran kertas untuk tanda tangan dari mbak Asih :)

Saya merasa perlu mengajak bapak ibu dosen untuk kembali memperhatikan mahasiswa kita. Saya sebenarnya dalam keadaan kepenatan yang luar biasa pada waktu itu. Dua hari di Jogjakarta, hari Selasa (19 Agustus 2008) di STMIK Amikom untuk memberi materi tentang kesiapan kerja wisudawan dan Rabu (20 Agustus 2008) ke Universitas Atmajaya mbantu pak Irya ngompori dosen-dosen untuk membuat e-Learning content.

Hari ketiga, perjalanan darat selama 5 jam antara Jogja-Purwokerto meluluhlantakkan kekuatan saya, memporakporandakan kemampuan otak kiri saya, membenamkan senyum saya sampai ke titik nadir (halah! ;)). Mandi, sholat, sarungan, datangnya pesan perdjoeangan sang istri dan diskusi dengan para prajurit saya, garda depan Romi Satria Wahono's Army alhamdulillah membangkitkan kekuatan saya.

Revolusi belum selesai bung, perdjoeangan harus tetap dilakukan! :) Alhamdulillah setelah acara seminar grand opening prodi Teknik Informatika di Unsoed selesai, saya bergegas, meninggalkan kopi ginseng saya ke mas Adnan (thanks om), meloncat ke kereta Bima yang merayap senyap menuju kota Solo.

Kembali ke tema bahasan, saya mengajak bapak ibu dosen di UNS Solo untuk mencoba memikirkan kembali hakekat kita ngajar. Ngajar mahasiswa mengandung makna besar mendidik dan membina generasi muda kita. Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, peran mahasiswa selalu tercatat, menjadi garda depan perubahan, kontribusinya sangat besar dan dominan.

Mahasiswa adalah agen perubahan yang akan mewarnai masa depan dan membentuk karakter suatu bangsa. Bayangkan, pendidikan dan pembinaan orang-orang seperti itu diserahkan ke kita, para dosen dan pendidik. Beban berat yang harus kita pikul dan perlu perdjoeangan untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.

Saya sempat melakukan studi kecil-kecilan, tentang harapan mahasiswa kepada dosennya. Dosen seperti apa yang sebenarnya mereka harapkan. Cukup menakjubkan, bahwa mahasiswa sangat jujur menilai kita. Kalau kita simpulkan ada empat karakteristik dosen yang diharapkan mahasiswa, dan jujur saja akan mereformasi dan mengantarkan kita menjadi sosok Dosen 2.0 :)

1. Memiliki Kemampuan Verbal
Pintar jangan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Bahasa gampangnya, permintaan mahasiswa kepada kita supaya belajar untuk mengajar, dan bukan hanya belajar untuk diri kita sendiri. Dosen diharapkan punya keseimbangan dalam pengetahuan taksit (know-how dan pengalaman lapangan) dan pengetahuan eksplisit (tertulis di textbook dengan berbagai teoritikalnya). Beri mahasiswa lebih banyak pengetahuan taksit karena know-how dan pengalaman lapangan yang kita miliki akan membuka wawasan mereka lebih luas.

Memanjang-lebarkan penjelasan ke bahasan yang sudah jelas bin cetho tertulis di buku akan membuat kuliah kita jadi kering, garing dan membosankan. Kebiasaan kita dalam menggunakan bahasa sulit dalam menjelaskan suatu hal juga dikritik, ditambah dengan nafsu untuk memasukkan semua materi kuliah ke slide presentasi. Jangan buat kacamata kita semakin tebal, itu harapan para mahasiswa :) Mari kita gunakan bahasa manusia yang baik dan benar, dosen datang untuk memahamkan ke mahasiswa, bukan untuk menambah pusing mahasiswa yang sudah pusing dengan tugas mandiri, uts dan uas :)

2. Memiliki Kemampuan Tulis
Kritikan paling tajam adalah kebiasaan kita menggunakan bahasa tulis ala paper yang dingin dan formal. Ngeblog adalah terapi yang sangat efektif mengatasi kelemahan kita yang tidak terbiasa menggunakan bahasa manusia dalam menulis. Posting artikel populer dalam bentuk journal pribadi yang banyak menggunakan ungkapan hati ala blog, akan mereformasi gaya tulisan kita. Menulislah dengan hati, karena kekuatan kata-kata kita akan memberikan motivasi tinggi kepada para mahasiswa dan mahasiswi.

Jangan pernah nyontek tulisan orang lain karena itu akan blunder, membuat generalisasi negative image ke semua perilaku kita. Apalagi kalau menerapkan standard ganda dengan membuat tidak lulus mahasiswa yang melakukan copy-paste pada laporan tugas mandirinya. Kegiatan copy-paste mahasiswa kadang harus disikapi dengan bijak, mungkin mereka belum kita ajarkan tentang peraturan APA masalah pengambilan referensi dan pembuatan kutipan. Justru copy-paste yang dilakukan dosen dan pendidik adalah penghianatan besar, membuat damage yang sangat luas ke lingkungan dan kegiatan hina yang tidak termaafkan.

3. Open Mind dan Karakter Berbagi
Terbuka, jujur dan mau menerima kritik adalah sifat penting yang diharapkan mahasiswa ke dosennya. Karakter ringan tangan, senang berbagi ilmu dan project ;), mau bergaul dengan mahasiswa dan bahkan mendekati mereka dengan "bahasa mereka" adalah sifat yang menentramkan mahasiswa. Mahasiswa, selain sebagai murid, juga adalah teman, partner dan customer dari sang dosen.

Janganlah dosen bersifat terlalu jaim, jayus apalagi jablai, karena itu akan membuat mahasiswa makin tidak simpatik. Kalau sudah nggak simpatik, sebaik apapun ilmu pengetahuan dan nasehat yang kita berikan akan hancur, musnah dan mahasiswa akan main hati (romi and the backbone) :) Mari kita menjaga hati mereka dan memberikan janji suci (romi and nuno) kepada para mahasiswa, "wahai para mahasiswaku, senyummu juga sedihmu, adalah hidupku".

Kalau perlu sebutkan dengan ikhlas, "akulah penjagamu, akulah pelindungmu, akulah pendampingmu, di setiap langkah-langkahmu (romi maulana, gigi)". Dijamin mahasiswa kita pasti klepek-klepek dan mengatakan "everything i do, i do it for you sir ..." :D Kadang mengikuti behavior mereka dengan membuat account friendster dan facebook juga bukan pilihan buruk. Meminta mereka membuat laporan dalam bentuk tulisan lewat fitur blog di friendster kadang saya lakukan untuk men-terapi mahasiswa-mahasiswa saya yang sudah sulit dikendalikan lewat cara konvensional :)

4. Memiliki Kemampuan Teknis
Cukup mengejutkan bahwa technical skill ternyata bukan hal utama yang diharapkan oleh mahasiswa ke dosennya. Sudah menjadi hal yang jamak bahwa kemampuan teknis khususnya yang berhubungan dengan pengetahuan eksplisit, sebenarnya bisa didapat dari berbagai literatur, buku dan ebook yang didapat dengan mudah oleh mahasiswa lewat internet.

Dosen diharapkan oleh mahasiswa untuk jujur, kalau memang nggak ngerti ya bilang saja nggak ngerti, jangan malah muter-muter dan bikin pusing mahasiswa :) Perlu saya beri catatan khusus, pada jurusan computing, mahasiwa kita kadang punya technical skill yang lebih tinggi daripada kita, misalnya berhubungan dengan programming, troubleshoting, dan tren teknologi.

Berkata tidak tahu, adalah suatu hal yang biasa dalam iklim pendidikan di kampus. Mengungkapkan akan mencoba mempelajari masalah itu dan dijadikan bahan diskusi pertemuan pekan depan, adalah jawaban dosen pedjoeang yang jujur dan bertanggung jawab. Sekali lagi, dosen nggak perlu keminter atau merasa lebih pinter daripada mahasiswanya untuk urusan skill teknis. Karakter dosen yang merasa menjadi newbie forever, selalu perlu belajar dan belajar lagi, selalu berdjoeang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, dan berusaha keras menyelesaikan masalah mahasiswanya, adalah karakter wajib, dan sifatnya tidak hanya wajib kifayah, tapi wajib ain :)

Untuk para dosen, sekali lagi, anak-anak muda, para pembaharu dan penentu masa depan bangsa ada di depan kita. Kitalah yang menentukan apakah mereka akan menjadi seorang pemimpin besar, mujaddid besar, dan ilmuwan besar, yang akan memperbaiki republik ini. Dan jangan lupa, bahwa bahwa kita jugalah yang akan membuat mereka menjadi penjahat dan koruptor besar yang akan memporak porandakan republik ini.

Untuk para mahasiswa, beri kami kesempatan untuk berbenah dan memperbaiki diri. Insya Allah kami akan berusaha menjadi pembimbing dan pendidik yang baik untuk anda sekalian. Kami tidak menginginkan apapun dari kalian semua, para mahasiswa, selain harapan supaya mahasiswa tetap komitmen untuk belajar dan berdjoeang keras, serta pantang menyerah. Hentikanlah sikap main-main, serius dan profesional dalam melakukan kegiatan berhubungan dengan tugas belajas. Bersikaplah seperti layaknya seorang ksatria dan agen perubahan, yang akan mengantarkan republik ini ke jalan yang lebih baik.

Tetap dalam perdjoeangan!


*) Keterangan: Penulis, Romi Satria Wahono, adalah Koordinator IlmuKomputer.Com dan Peneliti LIPI. Blog: http://romisatriawahono.net, e-mail: romi[at]romisatriawahono.net


Alasan Saya mengkutip tulisan Bung Romi ini adalah karena Saya benar2 tertegun saat membacanya.
Keinginan Saya untuk menjadi Dosen yang sampai saat ini belum tercapai adalah salah satunya.
Waktu kuliah di Jogja dulu, saya melihat hanya ada beberapa dosen yang tidak pantas untuk diteriakin "Wahai Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia!".
Belum lagi sifat copy paste nya dosen, namun mengharamkan kepada mahasiswa nya untuk melakukan copy paste. Aduh..., sungguh sadis.
Parameter Jogja, saya kira sudah cukup untuk melukiskan pendidikan di Indonesia.

Jogja, yang jadi tempat berkembang biak tersubur kampus-kampus di Indonesia saja belum menerapkan dengan baik sistem belajar-mengajar yang cukup baik, apa lagi daerah lain.

Semoga aja pendidikan kita dapat semakin maju.
Martir2 pemaju bangsa, Mahasiswa, harusnya lebih kreatif, berani dan bersikap arif menghadapi permasalahan yang ada.

22 Agustus 2008

Apasih itu Clear Channel?

Ini merupakan kutipan dari milis IndoWLI.

Rekan2 IndoWLI,

Mohon informasi yang 'official' donk mengenai terms "Clear Channel" ? karena kdg2 saya suka denger orang bilang 1 E1 clear channel. atau scpc connection 1 E1 Clear channel.

apa arti nya sih ? dan apa cuman berlaku di radio ajah ? mohon pencerahannya.

  • Dari pak Ayom Rahwana
Clear Channel artinya adalah 'jalur bebas protocol' yang artinya pipa yang
ada itu bersih dan bisa dipakai untuk berbagai macam aplikasi dengan
protokol yang tertentu tanpa bermasalah dengan si 'pipa' tadi.

Kurang lebih begitulah menurut saya pengertian clear channel. Mungkin ada
yang menambahkan?
  • Dari Fikobena Tri Aryadi
CMIIW.

E1 TDM ~ 32 Time Slot ~ 32 Clear Channel (untuk standar Eropa).

Tetapi Channel 0 digunakan untuk sinkronisasi. 1 s/d 31 channel lainnya bisa
digunakan untuk suara.

Clear Channel identik 1 channel suara menduduki 1 timeslot Time Division
Multiplexing (TDM) atau identik dengan 64 kbps tanpa mengalami kompresi
lagi.Banyak perangkat yang bisa diset (dg cara kompresi tertentu) untuk
memperbanyak channel voice sehingga dapat menduduki hanya 1 timeslot TDM.
Jadi dalam 1 kanal bisa diduduki lebih dari 1 voice.

Channel yang sudah mengalami kompresi ini dinamakan non Clear Channel lagi.

Hal ini bisa berlaku di media transport apapun asal pake bahasa TDM.

Ini definisi awam aja loh. Definisi lebih teknis mungkin teman2 yang banyak
berkecimpung di multiplexing bisa menjelaskan.

Semoga membantu. :-)
  • Dari Irsan S
Setahu saya, istilah itu pasti denger dari orang ISP ya?
Kalau mereka bilang E1 clear chanel itu .. artinya link yang didapet 2Mbps
for yourself .. ga disharing sama customer lain ..
Penjelasan ilmiahny cari di wiki ya J . atau dari rekan lain ..
Setahu gw .. istilah ini adalah istilah dari elektro .
dan merupakan standar spped di Eropa .
Kalo standar amrik . namanya T1 . speednya 1,544mbps klo ga salah ..
Berlaku untuk FO juga . koq .. ga Cuma radio ..
Ya .. logikanya .. ada T-2 . T-3 .// dan lain lain.
  • Dari Ricky Sophandi
Kalo yang pernah saya dapat yang dimaksud dengan Clear Channel adalah suatu channel yang benar-benar dedicated CIR 1:1
Tidak ada istilah BoD (Bandwidth on Demmand) yaitu channel yang bisa membesar dan mengecil sesuai pemakaian, jadi fixed.
Kalo CC 384 Kbps berarti pure 384Kbps yang disiapkan baik di sisi modulasi maupun demodulasinya.
Kemudian dari segi penempatan slot channel terpisah dengan channel lain yang non CC sehingga peluang untuk interferensi sangat kecil. Yah bisa dianalogikan jalur bus way dah,cuman kalo di Jkt mungkin jalurnya masih bisa disusupi yah hehehehe...


Kalau menurut saya, 1 channel hanya untuk kita.
Misal nya kita langganan 1 E1 (2Mbps). Ya harus nya untuk 2Mbps itu bersih hanya digunakan untuk kita, tanpa ada di bagi-bagi.

11 Agustus 2008

Raja, Dari hari ke hari...

Nama : Raja Maulana Samudra Lubis
Raja 1 Jam.


Raja 1 hari.


Raja 2 hari.


Raja 5 hari.


Raja 6 hari. (Sama bunda).

Bou nya Raja, Raja, Bunda dan Ayah.
(Lagi acara aqiqah Raja Ayah).


Wan Alqy Rasya Fikri dan Raja Maulana Samudra Lubis.


Opung, Raja, Nenek dan Alqy.


Raja Ayah sebelum di Cukur.


Raja Ayah setelah dicukur.

Tekhnik dan cara Cross-connect

Tekhnik dan cara cross-connect


Tools yang dibutuhkan untuk cross-connect adalah

  1. puncher

  • crown LSA

  • K52

  • K57

  1. LED (Light Emitting Diode)

  2. BER Test

  3. PC Laptop terdiri dari

      • Sistem Operasi Windows 2000 atau yang lebih baru.

      • Java

      • Port COM, LAN card, USB to LAN

      • OMS


Saya membagi tekhnik cross-connect menjadi dua bagian, yaitu fisik dan software.

  1. Fisik

Yang dimaksud dengan cross-connect fisik adalah aktifitas yang dilakukan untuk menghubungkan dua site secara fisik menggunakan puncher.

Katakanlah misalnya yang dihubungkan adalah site A dan C, dan posisi kita ada di site B. Maka saat di site B, kita mencari DDF yang ke arah site A dan ke arah site B.

Dengan menggunakan LED, cari yang mana TX dari 1 kabel E1 yang dari site A, dan cari juga yang mana TX dari site C. Setelah didapatkan TX dari masing2 E1, maka hubungkan dengan menggunakan puncher LSA atau K52 atau K57, TX dari site A menuju RX ke site B, dan sebaliknya, hubungkan TX dari site B menuju RX ke site A.

Setelah selesai menghubungkan antar kabel TX dan RX, test kembali dengan menggunakan LED. Harus nya semua kabel E1 saat ini sudah memiliki frekuensi dan ditandai dengan lampu LED menyala. Jika masih ada kabel yang belum menyala, maka cross-connect connect yang dibuat masih belum bekerja dengan baik.

Selain dengan menggunakan LED, kita juga dapat mengecek cross-connect dengan menggunakan Multi-Tester.

Cara nya adalah dengan cara melihat apakah sudah ada frekuensi yang dilewatkan oleh kabel E1, dengan menggunakan fungsi “Hz” pada multi-tester. Sinyal yang baik adalah jika kabel tersebut mengeluarkan frekuensi sekitar 1.023Hz. Dalam beberapa kasus, ada juga kabel yang hanya mengeluarkan frekuensi sekitar 300an Hz. Frekuensi ini tetap bisa melewatkan transmisi.


  1. Software

Berbeda dengan cross-connect fisik, cross-connect software adalah tekhnik menghubungkan 2 site dengan menggunakan software atau komputer. Disini hanya dijelaskan tekhnik cross-connect menggunakan produk Ericsson yaitu Minilink TN dan Marconi.

    1. Traffic Node

Ada beberapa hal yang harus di pahami agar dapat mengerti tekhnik melakukan cross-connect menggunakan software.

Seperti sudah dijelaskan dibagian awal, bahwa biasa nya TN yang banyak digunakan adalah 6P dan 20P.

Bagaimana cara menghitung slot nya? Ini harus diperhatikan untuk instalasi, apalagi dalam cross-connect. PFU (Power Filter Unit) terdapat disisi paling kiri dan menempati slot 0. Slot 1 diisi oleh FAU (Fan Unit). Sedangkan slot 2 sampai dengan 6 dapat diisi LTU155e, LTU16x2 atau MMU2. Sedangkan slot 7 yang diatas diisi oleh NPU 8x2.


Menghitung letak slot TN 20P sedikit lebih mudah dibandingkan dengan TN 6P. Sisi paling kiri atau slot 0 diisi oleh PFU. Di slot 10 diisi oleh NPU, sedangkan slot lainnya dapat diisi dengan MMU, SMU, LTU155e dan LTU16x2.

Untuk keperluan cross-connect, yang diharus dipahami adalah peletakan slot LTU 16x2 dan LTU155e.


Masuk ke TN

Untuk dapat masuk ke TN, yang harus diperlukan adalah alamat IP. Jika TN tersebut belum pernah di commissioning, maka IP default nya adalah 10.0.0.1 dengan subnet mask adalah 255.255.255.0. Sedangkan jika TN tersebut sudah di commissioning, maka IP nya dapat dilihat disisi kiri TN terdapat sebuah lempengan. Dan jika lempengan tersebut belum di berikan alamat IP, atau IP yang dilempengan tersebut salah, maka kita dapat mengetahui IP dari TN tersebut dengan menggunakan kabel DB9 male to female (


Semua E1 / port yang terdapat disisi DDF, baik LSA, K52 atau K57 didalam software dikenal 1A sampai dengan 4D. dibawah ini dijelaskan table konversi dari port fisik ke angka disoftware.

Fisik

Software

E1 1

1A

E1 2

1B

E1 3

1C

E1 4

1D

E1 5

2A

E1 6

2B

E1 7

2C

E1 8

2D

E1 9

3A

E1 10

3B

E1 11

3C

E1 12

3D

E1 13

4A

E1 14

4B

E1 15

4C

E1 16

4D

Tabel konversi fisik ke software.


Ke 16 E1 ini biasa nya terdapat dalam satu slot LTU 16x2. Dengan demikian, berapapun jumlah LTU 16x2 yang terdapat dalam sebuah TN, maka total nya adalah dikali 16 E1.


Setelah memahami slot E1 fisik, selanjutnya adalah memahami apa yang disebut dengan Air Interface (Um).

E1

Air Interface

1

1.1.1

2

1.1.2

3

1.1.3

4

1.2.1

5

1.2.2

21

1.7.3

34

2.5.1

s/d

s/d

63

3.7.3

Tabel konversi E1 ke Air Interface


Jenis Slot / LTU

Keterangan

16x2

Adalah E1 yang jatuh langsung ke DDF. Jika dilihat disoftware maka cirinya adalah 1A, 1B, 1C, 1D, 2A s/d 4D

155e

Adalah E1 yang tidak kelihatan. E1 ini digunakan untuk menghubungkan antara 1 site dengan site yang lain atau lebih. Jika dilihat di software maka cirinya adalah 1.1.1, 1.1.2, 1.4.3, 1.6.2, 1.7.2, s/d 1.7.3


Untuk dapat melakukan cross-connect menggunakan software, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

  • Pastikan secara fisik di near end dan far end terdapat E1 (biasanya lebih disebut dengan port) yang kosong (tidak terdapat loop, atau lampu di RX mati). Dan cek juga disoftware apa sudah ada cross-connect yang digunakan.

  • Pastikan juga air interface near end dengan air interface far end ada yang sejenis. Misalnya kita melihat bahwa air interface 1.7.2 di near end tidak digunakan, maka lihat juga di far end, dan pastikan kalau air interface 1.7.2 juga tidak digunakan.


Katakan lah, E1 di DDF K52 yg kosong disite "A" adalah E1 15, ini berarti dalam software TN, E1 ini dikenal dengan port 4C.

Dan kita cari juga air interface yang kosong di LTU155e pada TN yg sama, katakan juga kita mendapati terdapat air interface 1.7.2 yang kosong.

INGAT, jika kita ingin menggunakan air interface 1.7.2 di site A, MAKA PASTIKAN JUGA disite B (Far end) air interface 1.7.2 juga masih kosong.

Dengan meng-klik Configuration -> Traffic Routing, buatlah crossconnect di TN site A.


Setelah selesai, lanjutkan pindah ke site B.

Cari port E1 yang masih kosong, buka TN nya, dan buat crossconnect dengan menghubungkan air interface 1.7.2 dengan port E1 disite B yang masih kosong tadi.

Lanjutkan dengan mengetest kelurusan.


    1. Marconi


Untuk cross-connect menggunakan Marconi, akan saya buat judul sendiri.