23 Juli 2005

Wireless Linux di Axioo 103-A

Nama : Marah sakti Lubis

My Centrino is WORKed!!!!
Sebelumnya aku mo say thank's banget sama pihak Axioo yang udah membedah kebuntuan ku selama ini, terutama kepada mas Agus dan temannya (sori aku lupa nama nya) yang udah ngantar CD langsung ke kos ku. Gileee..., mana ada Vendor Notebook sebaik Axioo yang mau ngantar perangkat pendukung langsung ke client-nya.
Rupanya.., Axioo sendiri sudah menyiapkan sendiri Distro untuk produk Axioo nya dengan distribusi Kanotik (setahu aku Kanotik ini turunan Knoopix) tapi dimanual nya aku baca kok turunan Mandrake 9.2. Nggak tau lah.., yang penting Centrino ku udah jalan :-)).

Dari CD tersebut, awalnya aku mau langsung install ke Laptop ku.., ehh..., waktu mo di Install, rupanya nggak bisa menggunakan partisi, alias Hardisk laptop ku mo diPartisi Full Kanotik, yang benar aja, mau dikemanakan Mandriva ku .

Setelah aku baca-baca, aku mo buat eksperiment, yang akhir berhasil memfungsikan Bash Script dari Kanotik yang ku Implementasikan ke Mandriva, and You know what? It's worked. Ya..., bahasa gaul nya.., saya maen di kernel gitu loh .
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi rekan's yang menggunakan Linux buat Axioo nya terutama di Axioo turunan 10x-y. Saya kebetulan memakai Axioo yang 103-A.
1. Pastikan Mandriva udah terinstall.
2. Pastikan Kernel-source udah diinstall juga.
3. Pastikan juga ipw2200 udah diinstall.

jika Anda sudah melengkapi bagian 1 dan 2, biasanya nomor 3 juga sudah ada.
coba ketikkan;
#iwconfig
seharusnya bacaan yang tampil adalah "unassociated" atau "radio off".
jika anda membaca salah satu dari dua tanda itu, jangan khawatir, jawaban akan kebuntuan Anda akan terselesaikan.

4. Download firmware versi terbaru dari ipw2200 atau ipw2100 Anda di ;
http://ipw2200.sourceforge.net
5. Jika memang dianggap perlu, Anda juga dapat mendownload source terbaru dari ipw2200 Anda di website yang sama.

Dalam beberapa kasus.., biasa nya Anda akan diminta untuk menginstall ulang IEEE buat wireless Centrino.
Jika memang begitu, Anda dapat mendownload nya dari http://ieee80211.sourceforge.net/. Tahapan instalasinya juga ada di website tersebut.

6. perintah kompilasi ipw2200 (jika Anda tidak mengkompile ipw2200 yang baru, lewatkan bagian ini)
#mkdir /usr/src/intel
#mv file_download_ipw_2200 /usr/src/intel
#cd /usr/src/intel
#tar -zxvf ipw2200-1.0.6.tgz
#cd ipw2200-1.0.6/
#./configure
#make
#make install

jika bagian ini ada yang eror, silahkan kirim email Anda ke saktilubis@gmail.com

7. Sekarang kita main ke firmware ipw2200.
setelah didownload file ipw2200-fw-2.3.tgz, pindahkan ke ;
#mv ipw2200-fw-2.3.tgz_posisi_awal /usr/src/intel
fungsi peletakan di folder "intel" ini, hanya untuk memudahkan saja.

8. buat directory "firmware" di;
#mkdir /lib/firmware
#mkdir /lib/hotplug/firmware

9. Copykan file firmware yang di /usr/src/intel tadi ke folder baru yang telah kita buat;
#cp /usr/src/intel/ipw2200-fw-2.3.tgz /lib/firmware/
#cp /usr/src/intel/ipw2200-fw-2.3.tgz /lib/hotplug/firmware/

10. Dimasing-masing folder, untar file firmware tersebut;
#tar -zxvf ipw2200-fw-2.3.tgz

Sampai sini, jika tidak ada pesan kesalahan, maka ipw2200 versi baru kita punya dah bisa digunakan, sekarang bagaimana agar radio Axioo kita jadi On??

copy file "centrino" buatan saya di;
http://groups.yahoo.com/group/IndoWLI-Medan-Jogja/files/Axioo/
ada dua file penting yang digunakan, yaitu av5100.o yang dijadikan "driver manipulasi" oleh Axioo, dan file Centrino yang berfungsi memanfaatkan file av5100.o tadi dan juga berfungsi mengaktifkan fungsi radio Axioo kita.

Untuk dapat memanfaatkan file av5100.o ini, kita memerlukan lagi tools ndiswrapper, cari dengan;
#urpmi ndiswrapper
atau
#kdesu rpmdrake
ketik ndiswrapper

setelah ndiswrapper diinstall, file nya ada di
#cd /etc/ndiswrapper

Sampai disini, kita perlu lagi memanfaatkan driver Windows yang digunakan untuk mengaktifkan Centrino kita, nama file nya adalah w22n51.INF
untuk itu, kita harus menginstall file w22n51.INF tersebut;
#ndiswrapper --help <<<< Untuk melihat fungsi yang ada
#ndiswrapper -i w22n51.INF <<<< Untuk menginstall driver
#ndiswrapper -l <<<< Seharusnya Anda melihat baris ini;

[root@laptop wlan]# ndiswrapper -l
Installed ndis drivers:
w22n51 driver present, hardware present

11. Setelah masalah dengan ndiswrapper selesai, kita tinggal mendownload 2 file yang ada di;
http://groups.yahoo.com/group/IndoWLI-Medan-Jogja/files/Axioo/
yaitu centrino dan av5100.o
dua file ini dimasukkan dalam satu folder.

12. berikut perintahnya
#mkdir /home/sakti/wlan
#mv file_av5100.o_dan_centrino /home/sakti/wlan
#cd /home/sakti/wlan

ini bagian yang terpenting!!!, lihat apakah radio Anda sedang "Off" atau mati. jika iya, jalan kan bash script berikut di folder /home/sakti/wlan/
#./centrino
maka besar kemungkinan radio akan menjadi "On" atau hidup. Indikator hidup atau mati dapat dilihat dari LED pada panel LCD Anda.

Jika File Centrino yang Anda download tidak dapat di eksekusi, maka ganti chmod file centrino tersebut;

#chmod 775 centrino

Selanjutnya adalah perintah dasar dari pemanfaatan radio wlan. Ingat, untuk tahap awal, sebaiknya akses point mentiadakan fungsi pengamanan apapun seperti WEP, WPA, WPA-PSK atau bahkan MAC Filtering.

Anda akan dipandu oleh Script "centrino" tersebut untuk mengisi parameter satu per satu, sperti;
a. Jenis jaringan
a.1. Ad-Hoc adalah jaringan antar 2 atau lebih komputer dengan wlan.
a.2. Managed adalah jaringan dari komputer wlan ke radio (akses point).
pada umumnya parameter yang diisi adalah "Managed".
b. ESSID
ESSID atau SSID adalah nama penganal dari radio target (akses point).
c. Nomor IP, sesuaikan dengan kelas IP di akses point.
d. Netmask / Subnet, isis sesuai dengan jaringan tempat Anda.

Jika dijaringan saya, maka setelah mengisi parameter Netmask / Subnet, hasil yang ditampikan adalah sebagai berikut;
wlan0 IEEE 802.11g ESSID:"linksys" Nickname:"laptop.dejava.net"
Mode:Managed Frequency:2.462 GHz Access Point: 00:12:17:19:04:51
Bit Rate=54 Mb/s Tx-Power=20 dBm
Retry limit:7 RTS thr:off Fragment thr:off
Encryption key:off
Power Management:off
Link Quality=100/100 Signal level=-20 dBm Noise level=-87 dBm
Rx invalid nwid:0 Rx invalid crypt:0 Rx invalid frag:0
Tx excessive retries:0 Invalid misc:0 Missed beacon:1

at least.., semoga Anda berhasil dan tidak mengalami masa-masa kebuntuan seperti yang saya alami .

15 Juli 2005

MRTG untuk monitoring Proxy Squid

Nama : Marah sakti Lubis


Jika di tempat anda menggunakan squid sebagai proxy server dan anda ingin mengetahui utilisasi atau pun performance dari squid proxy tersebut, anda bisa menggunakan MRTG sebagai tools untuk memonitoring Squid Proxy anda. Saya asumsikan anda sekalian telah meng-install squid dengan option "--enable-snmp". Jika anda belum meng-installnya, anda harus mengcompile ulang squid anda dengan tambahan option "--enable-snmp". Jika module ini sudah terinstall, anda tinggal meng-edit di file squid.conf anda seperti dibawah ini:

#Squid SNMP Configuration
snmp_port 3401
acl TESTSNMP src 192.168.8.0/255.255.255.0 <--saya asumsikan network anda adalah 192.138.8.0-->
acl snmppublic snmp_community public
snmp_access allow snmppublic TESTSNMP

setelah itu restart lah squid anda dan sekarang squid anda telah siap untuk dimonitor dengan MRTG.

Langkah berikutnya adalah menyiapkan mrtg itu sendiri. Untuk mendapatkan tools ini, anda dapat mendownloadnya dari website MRTG

Setelah itu, langkah berikutnya adalah:
# tar -zxvf mrtg-2.9.17.tar.gz
# cd mrtg-2.9.17
# ./configure --prefix=/usr/local/mrtg
# make
# make install

Ok, sekarang MRTG anda telah terinstall di box anda dan siap digunakan. Saya asumsikan bahwa box anda sudah terinstall aplikasi web server, misalnya apache web server atau aplikasi web server lainnya. Jika belum, install lah aplikasi
web server di box anda, agar report yang dihasilkan oleh MRTG ini dapat di analisa dengan baik.

Langkah selanjutnya, anda harus membuat sebuah config file yang akan digunakan oleh MRTG ini agar dapat berhubungan dengan squid proxy server anda. Anda dapat menggunakan editor "vi" untuk membuat file ini, e.g.: vi mrtg-squid.conf kemudian isi mrtg-squid.conf itu sendiri seperti dibawah ini:

WorkDir: /usr/local/apache/htdocs/web/squid **tempat dimana file index.html dicreate oleh mrtg-squid.conf**
WriteExpires: Yes

LoadMIBs: /usr/local/mrtg/squid/mib.txt **file mib.txt ini dihasilkan pada saat mengcompile squid dengan option "--enable-snmp"**

Options[^]: growright
WithPeak[^]: y

MaxBytes[_]: 30000000

Target[proxy-hit]: 1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.1.2&1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.1.1:public@
192.168.8.1:3401
Title[proxy-hit]: HTTP Hits
PageTop[proxy-hit]:

HTTP Hits / Requests


#Suppress[proxy-hit]: y
LegendI[proxy-hit]: HTTP hits
LegendO[proxy-hit]: HTTP requests
Legend1[proxy-hit]: HTTP hits
Legend2[proxy-hit]: HTTP requests
YLegend[proxy-hit]: perminute
ShortLegend[proxy-hit]: req/min
Options[proxy-hit]: nopercent, perminute, dorelpercent

Target[proxy-requests]: 1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.1.11&1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.1.10:
public@192.168.8.1:3401
Title[proxy-requests]: Cache Server Errors / Requests
PageTop[proxy-requests]:

Server Errors / Requests


#Suppress[proxy-requests]: y
LegendI[proxy-requests]: Errors
LegendO[proxy-requests]: Requests
Legend1[proxy-requests]: Errors
Legend2[proxy-requests]: Requests
YLegend[proxy-requests]: per minute
ShortLegend[proxy-requests]: 1/min
Options[proxy-requests]: nopercent, perminute, dorelpercent

Target[proxy-srvkbinout]: 1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.1.12&1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.1.1
3:public@192.168.8.1:3401
Title[proxy-srvkbinout]: Cache Server Traffic In / Out
PageTop[proxy-srvkbinout]:

Server traffic volume (In/Out)


#Suppress[proxy-srvkbinout]: y
LegendI[proxy-srvkbinout]: Traffic In
LegendO[proxy-srvkbinout]: Traffic Out
Legend1[proxy-srvkbinout]: Traffic In
Legend2[proxy-srvkbinout]: Traffic Out
YLegend[proxy-srvkbinout]: per minute
ShortLegend[proxy-srvkbinout]: b/min
#ShortLegend[proxy-srvkbinout]: kb/min
kilo[proxy-srvkbinout]: 1024
kMG[proxy-srvkbinout]: k,M,G,T
Options[proxy-srvkbinout]: nopercent, perminute

Target[proxy-httpsvc]: 1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.2.1.2.5&1.3.6.1.4.1.3495.1.3.2.2.1
.2.5:public@192.168.8.1:3401
Title[proxy-httpsvc]: HTTP svc
PageTop[proxy-httpsvc]:

HTTP Median Service Time (5 min)


#Suppress[proxy-httpsvc]: y
LegendI[proxy-httpsvc]: HTTP 5min svc
LegendO[proxy-httpsvc]:
Legend1[proxy-httpsvc]: HTTP 5 min cache Median Service Time
Legend2[proxy-httpsvc]:
YLegend[proxy-httpsvc]: msec
ShortLegend[proxy-httpsvc]: ms
Options[proxy-httpsvc]: nopercent, gauge

Target[proxy-mem]: 1.3.6.1.4.1.3495.1.3.1.4&1.3.6.1.4.1.3495.1.3.1.4:public@192.
168.8.1:3401
Title[proxy-mem]: Cache Mem Usage
PageTop[proxy-mem]:

Cache Mem Usage


MaxBytes[proxy-mem]: 100000
#Suppress[proxy-mem]: y
ShortLegend[proxy-mem]: Byte
LegendI[proxy-mem]: CacheMemUsage
LegendO[proxy-mem]:
Legend1[proxy-mem]: CacheMemUsage
Legend2[proxy-mem]:
YLegend[proxy-mem]: Byte
Options[proxy-mem]: gauge, nopercent, perhour

Target[cacheRequestHitRatio]: cacheRequestHitRatio.5&cacheRequestHitRatio.60:pub
lic@192.168.8.1:3401
MaxBytes[cacheRequestHitRatio]: 100
AbsMax[cacheRequestHitRatio]: 100
Title[cacheRequestHitRatio]: Request Hit Ratio
Options[cacheRequestHitRatio]: absolute, gauge, noinfo, growright, nopercent
Unscaled[cacheRequestHitRatio]: dwmy
PageTop[cacheRequestHitRatio]:

Request Hit Ratio


YLegend[cacheRequestHitRatio]: %
ShortLegend[cacheRequestHitRatio]: %
LegendI[cacheRequestHitRatio]: Median Hit Ratio (5min)
LegendO[cacheRequestHitRatio]: Median Hit Ratio (60min)
Legend1[cacheRequestHitRatio]: Median Hit Ratio
Legend2[cacheRequestHitRatio]: Median Hit Ratio

Target[cacheRequestByteRatio]: cacheRequestByteRatio.5&cacheRequestByteRatio.60:
public@192.168.8.1:3401
MaxBytes[cacheRequestByteRatio]: 100
AbsMax[cacheRequestByteRatio]: 100
Title[cacheRequestByteRatio]: Byte Hit Ratio
Options[cacheRequestByteRatio]: absolute, gauge, noinfo, growright, nopercent
Unscaled[cacheRequestByteRatio]: dwmy
PageTop[cacheRequestByteRatio]:

Byte Hit Ratio


YLegend[cacheRequestByteRatio]: %
ShortLegend[cacheRequestByteRatio]:%
LegendI[cacheRequestByteRatio]: Median Hit Ratio (5min)
LegendO[cacheRequestByteRatio]: Median Hit Ratio (60min)
Legend1[cacheRequestByteRatio]: Median Hit Ratio
Legend2[cacheRequestByteRatio]: Median Hit Ratio

Target[cacheCpuTime]: cacheCpuTime&cacheCpuTime:public@192.168.8.1:3401
MaxBytes[cacheCpuTime]: 1000000000
Title[cacheCpuTime]: Cpu Time
Options[cacheCpuTime]: gauge, growright, nopercent
PageTop[cacheCpuTime]:

Amount of cpu seconds consumed


YLegend[cacheCpuTime]: cpu seconds
ShortLegend[cacheCpuTime]: cpu seconds
LegendI[cacheCpuTime]: Mem Time
LegendO[cacheCpuTime]:
Legend1[cacheCpuTime]: Mem Time
Legend2[cacheCpuTime]:

**asumsi proxy server anda ip nya 192.168.8.1, anda bisa juga menulis localhost**

Setelah itu save lah file tersebut dan keluar dari editor vi dengan command ":wq!" dan sekarang anda kembali lagi ke prompt semula.

Sekarang kita telah melakukan 3 hal, yaitu installasi squid dengan option --enable-snmp, kemudian installasi mrtg, dan membuat mrtg config file untuk memonitor squid proxy server anda.

Langkah selanjutnya adalah membuat file index nya agar dapat ditampilkan pada web browser anda. Untuk itu kita lakukan:
# ./indexmaker mrtg-squid.conf > /usr/local/apache/htdocs/web/squid/index.html **sesuai dengan workdir anda**

Kemudian, sekarang anda jalankan mrtg anda dengan membuat cron job agar MRTG tersebut dapat melakukan polling sesuai dengan keinginan anda, misalnya setiap 5 menit sekali atau 10 menit sekali:
crontab -e
#mrtg polling every 5 minutes
*/5 * * * * /usr/local/mrtg/bin/mrtg /usr/local/mrtg/bin/mrtg-squid.conf

Kemudian save cron job tersebut dan kembail ke prompt awal.

Sekarang anda tinggal membuka web browser dan selamat memonitor squid proxy anda. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai MRTG, silahkan anda mengakses http://people.ee.ethz.ch/~oetiker/webtools/mrtg

notes: you can modify your index.html with your pleasure and please correct me if i wrong..thx..:)

11 Juli 2005

Mboh..., ra ngerti

Nama : Marah sakti Lubis

Suntuk kali aku ah....,
O ya..., President kita, Pak SBY itu menganjurkan agar menghemat pemakaian BBM dan peralatan LISTRIK lainnya. Ikutin ahh.....

Ada pesan dari pak Noesa yang "Mengharuskan" aku nginstall SLACK.., FUIHHH...
terpaksa deh mo nginstall nih malam, moga aja SQUID nya jalan :-).

05 Juli 2005

What the **** VLSM is that??

Nama : Marah sakti Lubis

Ada yang nanya saya..., apa itu VLSM, begini ;-)
VLSM itu adalah Variable Lenght Subnet Mask. that's it? beluumm.
yang sederhana.., Sesuai dengan namanya, adalah subneting di suatu network dengan panjang subnet yang bervariasi. Jadi sebagian ada yang /26, /27 dll. Sedangkan kalau semuanya /26 itu bukan merupakan VLSM tapi hanya subnet biasa.

kalau mau lebih sederhana lagi:
VLSM = perhitungan membagi network
intinya adalah hasil subnetting di subnet lagi.

Contoh nya :
192.168.1.0/24
Subnetting biasa dibagi jadi 4 network :
192.168.1.0/26 range :192.168.1.0-192.168.1.63
192.168.1.64/26 range :192.168.1.64-192.168.1.127
192.168.1.128/26 range :192.168.1.128-192.168.1.191
192.168.1.192/26 range :192.168.1.192-192.168.1.255

192.168.1.0/24
dengan VLSM dibagi menjadi
3 network @ 62 host
2 network @ 30 host

maka hasil perhitungannya menjadi :
192.168.1.0/26 range :192.168.1.0-192.168.1.63
192.168.1.64/26 range :192.168.1.64-192.168.1.127
192.168.1.128/26 range :192.168.1.128-192.168.1.191

subnetwork 192.168.1.192/26 dibagi lagi jadi
2 network:
192.168.1.192/27 range :192.168.1.192-192.168.1.223
192.168.1.224/27 range :192.168.1.224-192.168.1.255

masih bingung juga??
begini mas ... ;-)
VLSM bukan hanya digunakan untuk 'operasi'/implementasi subnetting, tapi juga supernetting (penggabungan beberapa subnet kecil menjadi subnet yang lebih besar). Karena penggabungan subnet kecil ini kadang mengakibatkan keraguan kelas dari sebuah rentang IP, maka digunakan istilah CIDR (Classless InterDomain Routing -> Istilah ini di-'paksa'-kan supaya tidak menggunakan CIR - Committed Information Rate yang sering ditemukan di Frame Relay network).
VLSM adalah metode yang digunakan dalam CIDR dalam merepresentasikan subnet mask yang digunakan. CIDR juga digunakan di IPv6 (bayangkan kalau gak pakai CIDR, berapa banyak ff:ff:ff:... yang harus digunakan untuk mewakili kemiripan 255.255.... di IPv4)

VLSM memang awalnya digunakan untuk membagi/ memecah satu subnet besar menjadi kumpulan subnet-subnet kecil demi menghindari kelebihan alamat IP publik yang tidak terpakai (wasted IP address) yang diberikan dari ISP ke client. Apalagi IPv4 memiliki jumlah yang cukup 'terbatas'.

Setelah muncul RFC 1918 (alokasi untuk private internet - alamat IP
private), VLSM juga digunakan untuk tujuan yang sama. Karena untuk
private IP 'kelas' A, B dan C menjadi jauh lebih fleksibel untuk
penggunaan internal. Tapi tanpa memecah subnet menjadi subnet-subnet kecil, kecenderungan anomali jaringan komputer menjadi naik (diantaranya broadcast storm).

Representasi VLSM tidak menggunakan kumpulan 4-octet yang biasa
ditemukan (mis: 255.255.0.0 untuk default subnet mask kelas B), tapi VLSM membantu 'menerjemahkan' angka yang digunakan menjadi kumpulan 4-octet yang digunakan untuk melakukan subnetting.
Bentuk representasinya adalah dengan menggunakan tanda '/' diikuti
dengan angka antara 2 - 30 (usable subnets) subnet mask 255.0.0.0 direpresentasikan dengan /8 -> hanya 8-bit pertama dari total 32-bit alamat IPv4 yang digunakan subnet mask 255.255.0.0 direpresentasikan dengan /16 -> hanya 16-bit pertama yang digunakan
subnet mask 255.255.255.0 direpresentasikan dengan /24 -> hanya 24-bit pertama yang digunakan bit 'pertama' diarahkan kepada 'most significant bit' (alias dimulai dari yang paling kiri ke kanan ... untuk pengertian bahasa sehari-hari)

jadi /30 merupakan representasi 255.255.255.252
/22 merupakan representasi 255.255.252.0 dst ... mudah tokh??? :)

Kalau penggunaan supernet jarang kita lakukan. Begini contoh yang bisa saya berikan:
Kalau subnet kelas C hanya memiliki 256 alamat IP (baik usable maupun tidak), dan kebetulan diberikan lagi 256 alamat IP dari ISP dan kebetulan sekali subnet addressnya berurutan, maka si ISP akan
menggunakan metode supernetting.
Contoh:
awalnya ISP memberikan alamat 200.100.100.0/24, lalu diberikan lagi
alamat 200.100.101.0/24, maka dari sisi ISP (kemungkinan besar) akan menggunakan alamat 200.100.100.0/23 dan menunjuk ke network Anda via serial-IP dari router ISP ke router Anda.

Peringatan!!!
untuk yang masih membaca POST-ingan ini sampai sini, router Anda
bukanlah nama samaran ataupun lainnya, Anda = kamu = engkau = eloe...
hehehe ... jangan serius amat dong! :)

Jadi dari hasil supernet tersebut, network baru akan memiliki 512 alamat IP (509 alamat IP yang bisa digunakan/ usable, karena 1 alamat pasti digunakan untuk gateway router, hayoo yang baru ujian CCNA1 pasti kejebak sama pertanyaan ini tokh???)

Kalau sudah belajar VLSM/CIDR, pasti gak lama ketemu (atau kelewatan???) 'IP unnumbered' :) silahkan tanya pendapat rekan-rekan lain untuk yang satu ini :) seru loh :)

Hehehehe...., ngerti nggak ya. jujur aja, aku aja kadang bingung kok, Don't worry, You're not a lone :-)

Thank's to dwichandramd...