24 Juni 2005

Internet Murah (Konsep RT-RW Net)

Nama : Marah sakti Lubis

Implementasi Jaringan

Penggunaan jaringan komputer saat ini pada perusahaan – perusahaan sudah semakin menjadi sebuah kebutuhan untuk kelancaran kerja dan meningkatkan sumber daya manusia di perusahaan itu sendiri. Seorang atasan tidak perlu lagi memeriksa laporan akhir bulan satu per satu ke bawahaannya. Atasan tersebut cukup memeriksa berdasarkan laporan yang sudah dikirim ke komputernya melalui jaringan. Dengan jaringan dan kombinasi dengan sistem informasi, atasan suatu perusahaan dapat mengetahui siapa saja yang hadir di kantor pada saat itu. Semua itu dapat terlaksana tentu dengan pengembangan teknologi jaringan yang kian hari semakin membantu manusia.

Beberapa tahun sebelum saat ini sekitar tahun 1940 dimana awal konsep jaringan mulai diperkenalkan, pengiriman data antar jaringan masih cenderung menggunakan kabel. Teknologi kabel juga cukup membahagiakan, dimana kecepatan produk yang dijual bebas di pasaran dan relatif terjangkau yang dulunya hanya berkecepatan 10Mbps, sekarang sudah mampu melewatkan data hingga 100Mbps. Tetapi sayangnya, penggunaan jaringan kabel tidak mendukung aktifitas yang bergerak (mobile).

Jaringan tanpa kabel sepertinya sudah menjadi hal yang umum dewasa ini. Sudah banyak organisasi bahkan mereka yang menggunakan jaringan didalam rumah merasakan keuntungan dari pemanfaatan teknologi ini. Harga dari perangkat tanpa kabel (wireless) itu sendiri, saat ini seperti nya bukan lagi menjadi masalah yang besar.

Melihat kelebihan yang ditawarkan oleh jaringan wireless ini, Penulis mengambil ide dengan menerapkan jaringan Kost-Net, yang banyak diilhami dari Onno W Purbo dan Michael Sunggiardi dengan apa yang mereka sebut sebagai konsep RT-RW Net. Jaringan Kos Net ini nantinya semakin mempunyai nilai lebih saat fungsi Internet terdapat didalamnya. Penulis sangat merasakan kelebihan dari Kos Net ini.

Implementasi jaringan yang diterapkan oleh Penulis adalah benar, dan dapat dibuktikan serta dipertanggung-jawabkan. Implementasi Kos Net yang Penulis gunakan praktis hanya membutuhkan sebuah Akses Point yang berfungsi menghubungkan jaringan yang Penulis miliki (Kos Net) dengan pihak penyelenggara jasa Internet atau yang dikenal dengan ISP (Internet Service Provider). Teknik dan trik pemasangan perangkat radio, banyak Penulis dapat dari Internet, terutama yang diketik oleh Onno W Purbo. Beberapa tulisan Onno Purbo dapat diambil secara gratis antara lain di www.bogor.net/idkf, www.apjii.or.id/onno atau free.vlsm.org.

Akses point yang berguna sebagai penghubung antara client dan pihak ISP, pada umumnya diletakkan diatas rumah. Dengan menggunakan besi agar posisi antenna lebih tinggi dari gedung / bangunan yang ada disekitarnya. Besi yang Penulis gunakan, panjannya tidak lebih dari 3 meter. Karena kebetulan, meskipun jarak LOS (Line Of Sight) antara ISP dengan Kos Penulis, namun tower antenna Omni yang dimiliki oleh ISP masih kelihatan dengan jelas. Pengertian LOS adalah, bahwa antara client dengan pemancar, tidak terdapat halangan apapun. Ini syarat minimal komunikasi secara nirkabel. Namun jika koneksi antar client dengan pemancar mau lebih baik lagi kualitasnya, maka hitung-hitungan semisal Fresnel Zone harus diterapkan. Penulis sudah menerapkan perhitungan freshnel zone ini, dimana antara titik pemancar (ISP) dan client (Kos Net), tidak terdapat halangan di-diameter 2 meter atas dan 2 meter bawah. Signal Quality yang Penulis dapat berada pada kategori Excelent, meskipun sekali-kali signal quality good atau very good didapati Penulis. Pembahasan mengenai freshnel zone ini dapat dilihat di free.vlsm.org/v14/onno/ppt-wlan/ ppt-wireless-links-calc-3-2003.ppt.

Beberapa parameter konfigurasi akses point yang terhubung dengan ISP adalah:
IP : 192.168.0.10 (pada dasar nya, IP pada akses point tidak berpengaruh, karena antara akses point pada pihak ISP, dan wireless client pada Kos Net Penulis, terhubung menggunakan layer 2, yaitu alamat MAC address).
SSID : “dejava”.
Channel : “4”.
Frekuensi : 2.427 Ghz.

Meskipun tanpa menggunakan antenna Penulis mendapatkan kualitas sinyal yang cukup baik, namun Penulis masih merasa perlu untuk menjaga kualitas sinyal tersebut benar-benar baik dengan menambahkan sebuah antenna dengan kategori omni directional. Dari akses point diatas, Penulis menghubungkan kabel UTP pada eth0 gateway / router yang Penulis miliki. Fungsi router ini adalah mentranslasikan IP public menjadi IP lokal. Banyak keuntungan yang didapati dengan penggunaan router, seperti mendistribusikan sebuah IP menjadi beberapa IP, sehingga teman yang berada dilingkungan Penulis dapat juga merasakan penggunaan Internet ini. Fungsi router lainnya adalah membatasi permintaan / request dari client yang berada dibawah Penulis. Sering dijumpai bahwa client sering me-request halaman web yang berbau sex. Fungsi router lainnya adalah memberikan QoS (quality of service) kepada client. Sayang, router yang Penulis miliki tidak bisa diinstall beberapa tools penganalisa jaringan. Penulis juga tidak bisa menginstall tools seperti HTB / CBQ yang cukup ampuh untuk membagi-bagi bandwidth. Hal ini disebabkan karena Penulis menggunakan sebuah router “produk jadi”. Router yang Penulis gunakan adalah router buatan Linksys, anak perusahaan dari Cisco System. Nama router tersebut adalah Linksys WRT54G.

Dari eth0 router, maka didistribusikan menjadi beberapa IP lokal pada eth1 router Linksys tersebut. Distibusi IP lokal tidak hanya dapat digunakan client secara LAN, karena Linksys WRT54G juga mampu bekerja menangani client secara wireless. Dengan demikian, secara transparan Linksys WRT54G router ini memiliki 3 buah LAN Card, karena pada status akses point, dapat dilihat 3 buah MAC address.

Konfigurasi IP yang Penulis gunakan di eth0 router antara lain dapat dilihat sebagai berikut:
IP eth0 router : 172.16.30.4. Subnet 255.255.255.224.
Gateway IP ISP : 172.16.30.30. Subnet 255.255.255.224
DNS IP : 202.149.64.131.

Sedangkan konfigurasi IP pada eth1 (IP yang dijadikan gateway bagi jaringan lokal) adalah sebagai berikut:
IP eth1 router : 192.168.0.1. Subnet 255.255.255.224.
sebanarnya router Linksys yang Penulis gunakan juga dapat dijadikan DHCP server. Namun fasilitas ini Penulis non-aktifkan. Selesai sudah konfigurasi disisi router, sekarang bagaimana agar client dapat melakukan akses internet.

Prinsip dasar agar client juga dapat berbagi jaringan Internet, maka client harus mempunyai koneksi / akses ke router / HUB Penulis. Setelah komputer client terhubung dengan Switch / HUB, maka hal terpenting adalah melakukan konfigurasi IP disisi client itu sendiri. Dari total empat komputer yang terhubung dengan jaringan Penulis, semua komputer minimal mempunyai Sistem Operasi Windows XP Proffesional, meskipun demikian, client yang ada dijaringan Penulis lebih cendrung menggunakan Sistem Operasi berbasis Linux. Kebetulan semua komputer juga diinstall Mandrake Linux 10.1. Beberapa parameter IP yang perlu diisi antara lain:
IP : dimulai dari 192.168.0.2. Subnet 255.255.255.224
IP Gateway : 192.168.0.1.
DNS IP : 202.149.64.131

Konfigurasi diatas wajib diterapkan jika komputer ingin bergabung untuk dapat mengakses Internet. Sekarang bagaimana jika client yang Penulis miliki menggunakan Laptop dan ingin bergabung dengan jaringan secara wireless. Maka dikonfigurasi WLAN client harus mengisi beberapa parameter seperti :
SSID : “linksys”.
Frekuensi : 6.
Fungsi Enkripsi : tidak diaktifkan.
Authentikasi yang digunakan : MAC filtering.

Agar dapat melakukan aktifitas di Internet seperti browsing, ISP memberikan fasilitas IP Proxy yang pada banyak kasus akan mempercepat waktu akses pembukaan halaman web. Alamat IP Proxy server tersebut adalah 202.149.64.132, dengan port 3128 (port yang diterapkan jika menginstall Squid).

Setelah semua konfigurasi selesai dilakukan, maka yang harus dilakukan adalah pengecekan koneksi. Pengecekan koneksi dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah “ping” pada Sistem Operasi Windows maupun Linux. Untuk memeriksa koneksi, ada baiknya dilakukan dari “IP yang terdekat” terlebih dahulu. Beberapa hirarki proses penge-ping-an yang biasa dilakukan Penulis.
1.Ping IP masing – masing. Untuk mengetahui IP dikomputer dapat mengetikkan perintah ipconfig -all (Windows) pada command prompt atau ifconfig (Linux) pada konsole.
2.Ping IP 192.168.0.1 (IP gateway).
3.Ping IP 172.16.30.4 (eth0 router).
4.ping 172.16.30.30 (gateway ISP).
5.Ping 202.149.64.131 (DNS ISP).
6.Ping 202.149.64.132 (Proxy Server).
7.Ping www.google.co.id.

Jika semua proses ping tidak menemukan pesan kesalahan, seperti “Destination Host Unreachable”, maka dipastikan client akan dapat melakukan browsing Internet, selama koneksi di ISP tidak sedang down. Tetapi jika pesan kesalahan ditemukan, maka harus diperiksa, dimana pengepingan menemui kesalahan. Setelah berhasil melakukan ping, maka aktifitas browsing dapat dilakukan, seperti memanggil halaman www.google.co.id.

Penulis sangat menganjurkan kepada rekan's sekalian yang berada dilingkungan Penulis agar aktif mengikuti milis (mailing list) seperti di Yahoo atau di Google. Implementasi jaringan yang Penulis gunakan, sebaiknya ditiru oleh rekan mahasiswa yang lain. Praktis perangkat yang dibutuhkan hanya sebuah akses point atau wireless client dengan adapter PCMCIA atau PCI, yang harga nya bervariasi, mulai dari empat ratus ribuan, sampai kisaran jutaan rupiah. Penulis menganggap pembelian WLAN card / akses point adalah sebagai investasi.

Saat ini, yang Penulis alami adalah mendapatkan sangat banyak keuntungan dari jaringan wireless ini. Penulis yang berlangganan dengan salah satu ISP di Jogja, dapat dikategorikan sangat beruntung. Karena hanya dengan bulanan Rp 350,000,- maka Penulis dapat memiliki koneksi Internet 24 jam. Tapi Penulis tidak membayar penuh nominal tersebut, karena masih dibagi dengan empat client yang terhubung dengan jaringan Penulis. Praktis Penulis hanya berbayar tidak lebih dari Rp 80,000,- perbulan. Sekali lagi, semua itu untuk mendapatkan koneksi Internet 24 jam perhari selama sebulan. Pada umumnya, biaya koneksi Internet untuk kategori personal, seperti yang Penulis miliki, sebesar sekitar Rp 700,000,- sebulan. Namun semua itu dapat dipecahkan jika teman sekalian dapat mengkoordinasi sesama teman dikos agar dapat menanggulangi biaya bulanan tersebut.

Tidak ada komentar: